Di dalam ilmu kesehatan, kita mengenal bahwa mencegah (preventif) lebih baik daripada mengobati (kuratif), karena tindakan preventif, biayanya murah serta menghindarkan terjadinya invalid (cacat seumur hidup). Mencegah terjadinya cedera olahraga tentunya sangat berharga untuk dilakukan mengingat kerugian yang ditimbulkan akibat cedera sangat bermakna. Guru memegang peranan penting dalam usaha pencegahan cedera olahraga pada siswa. Sebagian faktor penyebab cedera memang sulit untuk dikontrol guru, namun setidaknya guru tetap dapat melakukan tindakan-tindakan antisipasi.
Menurut Surendra (2008), usaha pencegahan cedera olahraga pada atlet meliputi
: pemeriksaan kesehatan, pengaturan gizi, pengaturan istirahat atau recovery, aklimatisasi,
latihan peningkatan ketrampilan teknik, latihan peningkatan mental bertanding,
pemanasan dan pendinginan, pengawasan lapangan, dan pengawasan perlengkapan pemain,
manajemen penonton, peningkatan kualitas wasit dan pelatih, menegakkan
peraturan dan pengawasan doping.
Sedangkan untuk usaha pencegahan cedera olahraga pada siswa yang dapat
dilakukan guru :
1.
Mengecek
kesiapan fisik siswa sebelum pelajaran olahraga dimulai
Guru perlu melihat sepintas lalu keadaan kesehatan
siswanya sebelum pembelajaran dimulai. Siswa yang tampak lemah, pucat, atau
pasca cedera diperkenankan untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Memastikan keamanan kondisi lapangan
Kondisi lapangan yang buruk sering sulit dikontrol
oleh guru. Namun guru sedapat mungkin melakukan kegiatan pembelajaran pada
lapangan olahraga yang aman bagi siswa.
3. Melakukan kegiatan pembelajaran pendidikan
jasmani pada suasana yang nyaman
Jika suhu udara terlalu panas, pastikan siswa
membawa air minum sebagai bekal saat berolahraga. Jangan biarkan siswa
mengalami kondisi dehidrasi yang dapat membahayakan kondisi kesehatannya. Sebaliknya
jika kondisi mendung sebaiknya guru tidak memaksakan untuk melakukan aktivitas
outdoor.
4. Memberikan pemanasan dan pendinginan
Pastikan guru memberikan pemanasan sebelum
aktivitas inti dilakukan. Lakukan warming
up secara bertahap dari intensitas ringan dulu kemudian dapat diikuti
dengan peregangan. Jangan pernah melakukan peregangan pada otot yang masih
”dingin”.
5. Memberikan teknik ketrampilan yang benar
Pastikan siswa memahami teknik ketrampilan
olahraga yang benar. Siswa yang baru pertama kali mempelajari teknik suatu
gerakan olahraga rentan mengalami cedera.
6. Mengantisipasi terjadinya konflik antar
siswa saat pembelajaran
Tawuran antar siswa dapat merupakan sumber
terjadinya cedera. Untuk itu guru harus mampu meredam ledakan emosi siswa yang
kerap terjadi pada saat berolahraga.
7. Menyiapkan perlengkapan pertolongan
pertama
Kelengkapan otak P3K harus disiapkan di ruang UKS.
Jika olahraga dilakukan di luar sekolah, guru harus membawa perlengkapan P3K
yang memadai.
Terima kasih Muantappp banget infonya... semoga makin sukses.
BalasHapus